
Glitterfy.com - Photo Flipbooks
Kegiatan mahasiswa di Universitas Gunadarma dilaksanakan oleh Ormawa yang ada di lingkungan Universitas Gunadarma. Ormawa dibentuk dan diselenggarakan dengan tujuan:
a) Sebagai wadah pembinaan sikap dan kepribadian, serta menanamkan nilai luhur dalam diri mahasiswa. Nilai luhur yang dimaksud diantaranya adalah, bermoral, cinta tanah air, disiplin, etos kerja tinggi, sportif dan lain sebagainya.
b) Sebagai wadah kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler yang merupakan bagian terpadu, sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 60/1992, yaitu: (i) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilik kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian, (ii) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmub pengetahuan, teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasioanal.
c) Kegiatan kokurikuler yang dimaksud di atas adalah kegiatan mahasiswa berdasarkan pada penalaran keprofesian atau keilmuan sesuai dengan program studi, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud di atas adalah kegiatan mahasiswa berdasarkan bakat, minat dan penalaran
Ada sebuah ungkapan yang pernah saya baca; “Orang bodoh hidup untuk makan, namun orang bijak makan untuk hidup.” Lantas apakah tujuan hidup orang bijak? Apakah hanya untuk bertahan hidup? Padahal kehidupan bukanlah akhir dan tidak dapat mengakhiri dirinya sendiri, lantas apa tujuan hidup ini?
Para ahli fikir merumuskan masalah ini dengan 3 pertanyaan dasar; Darimana, kemana, dan mengapa? Artinya, saya darimana, akan kemana, lantas mengapa saya ada disini?
Bagi mereka yang tidak mempercayai adanya Tuhan, yakni orang Ateis, hanya yakin terhadap materi yang terindera. Menurut mereka sesuatu itu ada jika terdeteksi oleh indera, jika tidak maka ia adalah fiksi. Alam semesta beserta isinya bagi mereka – terjadi begitu saja – kebetulan yang yang indah. Dan manusia tidak ubahnya bagai binatang dan tumbuhan, hidup dalam jangkau waktu tertentu kemudian mati.
Sehingga dalam pandangan mereka, dunia inilah awal dan akhir dan ini semua terjadi begitu saja tanpa ada keterlibatan Tuhan, karena mereka meyakini alam mempunyai mekanisme sendiriuntuk mengatur dirinya sendiri.
Namun jika kita bicara jujur, sebenarnya tiap manusia mempunyai naluri keagamaan. Maka saya setuju dengan ungkapan sejarawan terkemuka Yunani 2000 tahun silam, Plutarch mengatakan, “Adalah mungkin bagi anda menjumpai kota-kota yang tidak memiliki istana, raja, kekayaan, etika, dan tempat-tempat pertunjukan. Namun tidak seorangpun yang dapat menemukan sebuah kota yang tidak memiki sesembahan atau kota yang tidak mengajarkan penyembahan kepada para penduduknya”. Ungkapan kuno ini benar. Ia menyatakan bahwa naluri keagamaan sesungguhnyaadalah sesuatu yang bersumber dari fitrah manusia.
Kajian atas sejarah manusia menegaskan bahwa kepercayaan telah bersemayam dalam diri manusia sejak kurun peradaban kuno hingga saat ini. Berdasarkan penciptaan dan strukturnya, manusiaadalah mahluk yang, tidak bisa tidak, musti memiliki keyakinan. Berdasarkan struktur inilah manusia diciptakan Allah. Namun begitu, manusia diberi hak memilih – patuh atau bermaksiat kepada-Nya.
Menurut Alquran, segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, termasuk manusia, hidup didalam naungan hidayah yang terbentuk secara fitri, yang mengantarkannya kepada Allah. Dari titik tolak inilah Islam berusaha menggiring pemahaman umat manusiauntuk tidak menjadikan dunia ini, sebagai persinggahan terakhir, namun sebagai starting point untuk menuju kehidupan selanjutnya yang abadi dan hakiki, akhirat!
Oleh karenanya Alquran memberi perhatian khusus dan serius pada masalah kehidupan akhirat melebihi masalah-masalah lainnya. Misalnya saja, ayat-ayat hukum menerangkan berbagai masalah cabang (fủru’) hanya berjumlah 500 buah. Sementara, ayat-ayat yang berbicara tentang hari kebangkitan bejumlah lebih dari 1000 buah. Dari sini dapat dilihat Alquran memberikan perhatian serius pada masalah pemikiran dan keyakinan.
Jika hal ini mempunyai peranan sangat penting sepert ini, lantas apa arti semua ini? Kemerdekaan! Allah SWT menghendaki manusia untuk mengEsakan-Nya, dan menjadi manusia yang benar-benar merdeka bersama-Nya agar tidak menjadi hamba bagi segala sesuatu.
Dari penghambaan kepada Allah sajalah, akan lahir kemerdekaan manusia. Sebaliknya, dari kesombongan terhadap Allah, manusia akan diperbudak oleh segala sesuatu selain Allah. Dengan kata lain, pengEsaan dan penghambaan kepada Allah,memberikan kemulian dan kemerdekaan kepada manusia. Tanpanya, manusia menjadi budak bagi segala sesuatu yang diciptakanNya. Dan inilah tujuan hiduporang bijak yakni, merdeka bersama Allah, Tuhan yang menciptakannya.
begitu banyak kisah ku lalui berdua denganmu
walau kini aku jauh darimu tenanglah kasih
percayalah padaku
kurasakan hati ini begitu rindu padamu
ku akui aku sangat merindukanmu
aku tak bisa membayangkan bila kau tak ada di sisiku saat ini
betapa bahagia ku jalani cinta ini bersamamu
aku sangat merindukanmu setiap saat disini ......
saat ku jauh darimu kasih
wajahmu yang lugu terbayang selalu di pikiranku
apakah dirimu sama seperti aku yang selalu mencintaimu sepenuh hati untuk selamanya
ku tak bisa melepaskanmu dari cintaku
karena aku sangat mencintaimu
aku tak ingin kau pergi dan melepas cintaku
karena aku ingin hidup bersamamu untuk selamanya....